Jumat, 01 Juni 2012

ILMU PENGETAHUAN ALAM


BAB I

materi ipa dampak polusi bagi kesehan manusia dan lingkungan

Dampak Polusi Terhadap Kesehatan Manusia Dan Lingkungan
Kesehatan adalah kondisi fisik mental dan sosial yang sempurna, bukan hanya ketidakhadiran penyakit belaka.
Menurut Notoatmojo kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula.
Dalam undang – undang RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan lingkungan meliputi.
1.    Penyehatan air dan udara
2.    Pengamanan limbah padat
3.    Limbah cair
4.    Limbah gas
5.    Radiasi dan kebisingan
6.    Pengendalian factor penyakit
7.    Penyerahan atau pengamanan lainnya.
Polusi menimbulkan dampak yang luas terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Berikut penjelasannya.
A.   Dampak pencemaran / polusi udara
1)   Dampak polusi udara terhadap kesehatan
Berbagai jenis polutan udara dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi manusia maupun makhluk hidup lain. Polutan – polutan udara yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan di antaranya sebagai berikut :
a.    Karbon monoksida (CO)
Gas CO yang terhirup dapat bereaksi dengan hemoglobin pada sel darah merah sehingga menghalangi pengangkutan oksigen yang sangat dibutuhkan tubuh. Efek yang ditimbulkan di antaranya adalah pusing, sakit kepala, rasa mual, ketidaksadarn (pingsan), kerusakan otak, dan kematian. Gas CO yang terhirup dapat pula berdampak pada kulit dan menyebabkan masalah jangka panjang pada penglihatan.
b.    Sulfur oksida, Nitrogen oksida dan ozon
Ketiga gas tersebut dapat menyebabkan iritasi mata dan radang saluran pernapasan. Dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit gangguan pernapasan yang kronis, seperti bronchitis, emfisema, dan asma. Penyakit ini ditandai dengan kesulitan bernapas (sesak) akibat kerusakan organ pernapasan.

c.    Materi partikulat
Serbuk batu bara, serbuk kapas, serbuk kuarsa dan serat asbes dapat menyebabkan penyakit paru – paru. Tingkat keparahan penyakit dapat beragam mulai dari peradangan sampai pembentukan tumor paru – paru.
Materi partikulat lain yang berbahaya adalah timbal. Timbal sangat beracun (toksik) dan dapat terakumulasi dalam tubuh, serta menyerang berbagai system tubuh, seperti system pencernaan dan system saraf. Timbal juga dapat merusak fungsi jantung dan ginjal. Selain itu timbal juga menyebabkan keterbelakangan mental pada anak – anak.
d.      Asap rokok
Asap rokok mengandung zat berbahaya seperti benzo – a – pyrena dan formaldehid. Asap rokok dapat menyebabkan penyakit jantung dan kanker paru – paru.
e.    Zat – zat penyebab kanker
Zat penyebab kanker misalnya kloroform, para diklorobenzena, tetrakloroetilen, trikloroetan, dan radioaktif. Zat – zat tersebut merupakan jenis polutan udara di dalam ruangan (indoor air pollutants) yang berpotensi menimbulkan kanker bila terdapat dalam konsentrasi tinggi.


f.       Suara
Kontak dengan suara yang bising dalam waktu lama dapat menimbulkan kerusakan organ pendengaran. Kerusakan organ dapat bersifat permanen. Misalnya, menjadi tuli, suara yang bising dapat menyebabkan gangguan pada jantung, sakit kepala dan stress secara psikologis.
2)      Dampak polusi udara terhadap lingkungan
a.     Dampak terhadap ekosistem
Industri yang mempergunakan batubara sebagai sumber energinya akan melepaskan zat oksida sulfat ke udara sebagai sisa pembakaran batubara. Zat tersebut akan bereaksi dengan air hujan membentuk asam sulfat sehingga air hujan menjadi asam (acid rain). Apabila keadaan ini berlangsung cukup lama, akan terjadi perubahan pada ekosistem perairan danau. Akibatnya, PH air danau akan menjadi asam, produksi ikan menurun, dan secara tidak langsung pendapatan rakyat setempat pun menurun.
Dampak dari hujan asam di antaranya :
a)   Mempengaruhi kualitas air permukaan bagi biota yang hidup di dalamnya. Suatu penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang erat antara PH dengan penurunan populasi ikan dan biota air lainnya di perairan.
b)   Merusak tanaman. Hujan asam dapat merusak jaringan tanaman sehingga menghambat pertumbuhannya dan dapat menyebabkan kematian.
c)        Melarutkan logam – logam berat yang terdapat dalam tanah, sehingga mempengaruhi kualitas dari tanah dan air permukaan. Air yang telah tercemar logam berat jika dikonsumsi dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.
d)       Bersifat korosif, sehingga merusak berbagai bahan logam seperti   mobil dan pagar, monumen dan patung atau komponen bangunan.
e)        Menyebabkan penyakit pernapasan.
f)         Pada ibu hamil, dapat menyebabkan bayi lahir premature dan meninggal.
b.      Dampak terhadap tumbuhan dan hewan
Tumbuh – tumbuhan sangat sensitif terhadap gas sulfur dioksida, fluorin, ozon, hidrokarbon dan CO. Apabila terjadi pencemaran udara, konsentrasi gas tersebut akan meningkat dan dapat menyebabkan daun tumbuhan berlubang dan layu. Ternak akan menjadi sakit jika memakan tumbuh – tumbuhan yang mengandung dan tercemar fluorin.
Penipisan lapisan ozon menyebabkan sebagian besar radiasi sinar UV terpancar ke permukaan bumi. Sinar UV memiliki dampak yang buruk terhadap makhluk hidup, di antaranya menimbulkan mutasi, kanker kulit, penyakit pada tumbuhan dan pada akhirnya menurunkan populasi makhluk hidup.


c.       Dampak terhadap cuaca dan iklim
Gas karbon dioksida memiliki kecenderungan untuk menahan tetap berada di bawah atmosfer sehingga terjadi efek rumah kaca (green house effect). Udara menjadi panas dan gerah. Selain itu, partikel – partikel debu juga memiliki kecenderungan untuk memantulkan kembaki sinar matahari di udara sebelum sinar tersebut sampai ke permukaan bumi sehingga udara di lapisan bawah atmosfer menjadi dingin.
Pemanasan global adalah meningkatnya suhu rata – rata bumi. Pemanasan global terjadi akibat efek rumah kaca. Efek rumah kaca merupakan peristiwa tertahannya atau terperangkapnya panas matahari di lapisan atmosfer bumi bagian bawah oleh gas – gas rumah kaca yang membentuk lapisan di atmosfer. Sehingga panas matahari dipantulkan kembali ke bumi. Hal ini menyebabkan suhu bumi meningkat. Terjadinya peningkatan suhu bumi akan mengakibatkan mencairnya es di kutub dan meningkatnya suhu air laut. Dampak lain dari pemanasan global di antaranya :
1)    Menambah volume air laut sehingga permukaan air laut akan naik.
2)    Menimbulkan banjir di daerah pantai.
3)    Dapat menenggelamkan pulau – pulau dan kota – kota besar yang   berada di tepi laut.
4)        Meningkatkan penyebaran penyakit menular.
5)        Curah hujan di daerah yang beriklim tropis akan lebih tinggi dari normal.
6)        Tanah akan lebih cepat kering, walaupun sering terkena hujan. Hal ini mengakibatkan banyak tanaman mati.
7)        Akan sering terjadi angin besar di berbagai tempat.
8)        Musnahnya hewan dan tumbuhan, termasuk manusia, yang tidak mampu berpindah atau beradaptasi dengan suhu yang lebih tinggi.
B.   DAMPAK PENCEMARAN / POLUSI AIR
        Air yang telah tercemar akan sangat mempengaruhi kualitas hidup makhluk hidup dan lingkungan sekitar. Pencemaran air dapat terjadi pada air sumur, sungai, bendungan maupun air laut.
            Sebagian besar pencemaran air berasal dari polutan yang dihasilkan manusia. Pencemaran tersebut akan berdampak pada kehidupan manusia dan lingkungan antara lain sebagai berikut.
a.          Gangguan Kesehatan
Air yang telah tercemar, oleh senyawa organik maupun senyawa anorganikakan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan karena mudah menjadi media berkembangnya berberbagai macam penyakit menular maupun tidak menular. Air yang telah tercemar tidak dapat lagi digunakan sebagai pembersih, sedangkan air bersih sudah tidah mencukupi sehingga kebersihan manusia dan lingkungannya menjadi tidak terjamin, pada akhirnya menyebabkan manusia mudah terserang penyakit.
Beberapa penyakit menular yang dapat tersebar melalui air yang tercemar diantaranya sebagai berikut.
1.   Cholera adalah penyakit usus halus yang akut dan berat
Penyakit cholera disebablan oleh bakteri Vibrio cholera. Masa tinasnya berkisar beberapa hari. Gejala utamanya adalah muntaber, dihidrasi, dan kolaps. Gejala khasnya adalah tinja menyerupai air cucuan beras.
2.   Typhus abdominalis
Typhus abdominalis juga merupakan penyakit yang menyerang usus halus dan penyebabnya adalah Salmonella typhosa. Gejala utamanya adalah panas yang terus menerus dengan taraf kesadaran menurun, terjadi 1-3 minggu (rata – rata 2 minggu) setelah ingfeksi. Selmonella typhosa tumbuh dalam suasana yang cocok bagi dirinya yaitu usus manusia dan hewan berdarah panas.
3.   Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A
Gejala utamanya adalah demam akut, dengan perasaanmual dan muntah, hati membengkak dan skera mata menjadi kuning, oleh karena itu orang awam menyebut hepatitis ini sebagai penyakit kuning.
4.   Disentrie amoeba
Disebabkan oleh protozoa bernama Entamoeba hystolytica. Gejala utamanya adalah tinja tercampur darah dan lendir.

Tabel 1. Penyakit bawaan air dan penyebabnya
Penyebab
Penyakit
Virus
-          Rota virus
-          Virus Hepatitis A
-          Virus poliomyelitis
Bakteri
-          Vibrio cholera
-          Eschorichia coli
-          Salmonella parathypi
-          Shigela dysentriae
Protozoa
-          Entamoeba hus tolytica
-          Balantidia coli
-          Giardia lamblia
Metazoan
-          Ascaris lumbricoides
-          Clonorshis sinensia
-          Diphyllobotrihium latum
-          Scihistosoama

Diare, terutama pada anak – anak
Hepatitis A
Poliomyelitis

Cholera
Diare / disentri
Typhypus
Dysenti

Dysentri amoeba
Balantidiasis
Giadiasis

Ascaris
Clonorchiasis
Dyphylobothriasis
Scihistosoamiasia



Selain penyekit menular, penggunaan air dapat juga memicu terjadinya penyakit tidak menular. Penyakit tidak enular terutama terjadi kerena air telah terkontaminasi zat – zat berbahaya atau beracun.
Beberapa kasus keracunan akibat mengkonsumsi air yang terkontaminasi diantaranya sebagai berikut.
1.         Kasus keracunan kobalt (Co) yang terjadi di Nebraska (amerika) merupakan satu contoh penyakit tidak menular yang diakibatkan kontaminasi kobalt di dalam air. Akibat keracunan kobalt ini dapat berupa gagal jantung, kerusakan kelenjar gondok, tekanan darah tinggi dan pergelangan kaki membengkak.
2.         Penyakit Minamata, yang disebabkan pencemaran pantai Minamata oleh merkuri (air raksa). Sumber utama keracunan air raksa itu adalah pembuangan limbah pabrik penghasil polivinil klorida yang menggunakan merkuri sebagaikatalis.
3.         Keracunan cadmium di kota Toyoma, Jepang. Keracunan ini menyebabkan terjadinya pelunakan tulang sehingga tulang – tulang punggung terasa sangat nyeri. Bedasarkan hasil penelitian, ternyata bahwa beras yang dimakan penduduk Toyoma berasal dari tanaman padi yang selama bertahun – tahun mendapat air yang telah tercemar Cadmium.
b.         Gangguan terhadap lingkungan
1.    Meurunnya populasi berbagai biota air
Berbagai biota air, seperti ganggang, ikan, udang, kerang   dan terumbu karang, merupakan sumberdaya yang sangat penting bagi manusia. Menurunnya populas biota ini akan membawa kerugian besar, baik secara langsung berupa kekurangan sumberdaya pencaharian, ataupun secara tidak langsung berupagangguan dalam keseimbangan ekosistem.
Penurunan populasi biota air secara drastic dapat idsebabkan oleh bencana alam. Namun, kenyataannya hal ini terutama disebabkan oleh populasi yang ditimbulkan manusia. Beberapa pulatan yang sifatnya berbahaya bagi biata air diantaranya adalah nutrient tumbuhan, limbah yang membutuhkan oksigen, minyak, sedimen dan panas.
a.     Nutrient tumbuhan
Nutrient tumbuhan akan menjadi polutan air apabila terdapat dalam jumlah  berlebihan di perairan. Perairan yang mengandung nutrient seperti fosfat dan nitrogen dalam jumlah berlebih disebut mengalami eutrofiikasi. Eutifikasi akan menyebabkan ganggang (alge) berkembangbiak dengan subur sehingga populasinya meningkat pesat. Kejadian ini sering disebut algae blooming.
Algae bloming dapat menyebabkan beberapa gangguan diperairan, di antaranya adalah menggagu penetrasi cahaya matahari kedalam perairan karena permukaan perairan tertutupi oleh populasi ganggang. Hal ini akan mengganggu kehidupan biota air dalam perairan tersebut.
Selain itu, jika ganggang yang mengalami blooming merupakan jenis ganggang yang menghasilkan senyawa beracun, ganggang tersebut akan menyebabkan kematian sebagian besar biota air. Kemudian,  ketika ganggang yang mengalami blooming mati, sel – selnya akan turun ke dasar perairan dan mengalami pembusukan. Akibatnya, terjadi peningkatan populasi bakteri pembusuk yang banyak membutuhkan banyak oksigen. Hal ini akan meningkatkan kebutuhan oksigen/BOD (biological oxygen demand) di perairan. BOD yang meningkat akan menurunkan kadar oksigenterlarut/DO (Dissolved Oxygen) di perairan sehingga biota air yang tidak toleran terhadap kondisi DO yang rendah akan mengalami penurunan populasi.
b.      Limbah yang membutuhkan oksigen
Seperti eutrofikasi, pencemaran air oleh limbah yang membutuhkan oksigen juga akan menyebabkan peningkatan BOD di perairan akibat tingginya populasi bakteri aerob  (membutuhkan oksigen) yang membusukkan limbah. Peningkatan BOD akan menurunkan DO perairan sehingga menurunkan populasi biota air yang tidak toleren terhadap kandungan DO yang rendah.
c.       Minyak
Pencemaran minyak banyak terjadi di lautan atau pantai. Pencemaran minyak di perairanbdapat menyebabkan kematian bagi banyak jenis biota air, seperti terumbu karang. Kematian ini disebabkan adanya senyawa dalam minyak yang sifatnya beracun bagi biota air tersebut. Tumpahan minyak di perairan juga dapat menempet dan menyelubungi bulu – bulu pada burung serta rambut pada mamalia air sehingga mengganggu fungsi fisiologis bulu atau rambut tersebut.contoh gangguan fisiologis yang dapat terjadi adalah hilangnya lemampuan mengapung atau kemampuan menjaga suhu tubuh sehingga hewan dapat mati karena tenggelam atau karena kehilangan panas tubuh secara drastis.
d.      Sedimen
Pencemaran sedimen di perairan dapat menyebabkan air menjadi keruh sehingga mengurangi jarak penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan. Hal ini akan menyebabkan kemampuan fotosintesis ganggang dan tumbuhan air menurun sehingga populasinya berkurang.ganggang dan tumbuhan air merupakan produsen di rantai makanan perairan sehingga penurunan populasinya akan mengakibatkanpenurunan biota air lainnya. Sedimen juga dapat menyumbat aliran air, membawa endapan senyawa toksin, dan menutupi terumbu karang serta makhluk hidup lain di dasar perairan.
e.       Panas
Populasi panas atau termal dapat menyebabkan perubahan suhu perairan secara drastic. Hal ini akan mengakibatkan kematian berbagai biota air yang tidak mampu beradaptasi terhadap perubahan suhu tersebut.panas juga dapat menurunkan DO di perairan.
C.   DAMPAK PENCEMARAN / POLUSI TANAH
Tempat pembuangan sampah merupakan salah satu sumber utama polusi tanah. Selain itu, masalah polusi tanah yang utama juga terjadi di lingkungan pertanian. Berikut ini penjelasan dampak polusi tanah :
1.    Tempat pembuangan
 Limbah anorganik yang ada di tempat pembuangan bisa mengandung senyawa beracun, misalnya logam berat. Senyawa beracun ini dapat meracuni makhluk hidup yang hidup di tanah, seperti tumbuhan, mikroorganisme, dan cacing tanah. Limbah organik dapat menjadi tempat berkembang biak berbagai bakteri pembusuk, yang menyebabkan penyakit.
  Secara tidak langsung, limbah di tempat pembuangan dapat menjadi sumber polusi air dan udara. Limbah cair yang dibuang ke tempat pembuangan dapat merembes dan bercampur dengan air tanah. Polusi udara yang dapat timbul melalui tempat pembuangan adalah gas metan (CH4) yang dihasilkan melalui pembusukan limbah organik oleh bakteri. Gas metan berbau tidak sedap dan merupakan salah satu gas rumah kaca.
2.    Lingkungan pertanian
Polusi tanah disebabkan oleh penggunaan pestisida kimia, pupuk dan irigasi. Pestisida dapat membunuh hama pengganggu dan membunuh biota tanah yang bermanfaat bagi kesuburan tanah seperti cacing tanah yang bermanfaat bagi kesuburan tanah, serta mikroorganisme. Pupuk yang berlebihan dapat menjadi racun bagi tanaman.
Proses irigasi dapat menyebabkan tanah mengalami salinisasi, yaitu peningkatan kadar garam. Kadar garam yang terlalu tinggi dapat menjadi racun bagi tanaman.
 BAB II


Beberapa negara maju talah memanfaatkan limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan industri. umumnya limbah dimangaatkan untuk berbagai macam bahan yang berguna tergantung teknologi yang digunakan. misalnya sampah organik dapat dipakai sebagai bahan untuk membuat pupuk(kompos), gas bio, alkohol, dll. dalam penanganannya membutuhkan perlakuan yang berbeda, karena sifat-sifat dari limbah juga berbveda-beda. beberapa cara penanganan limbah yang dapat dilakukan secara sederhana yaitu:

penumpukan
pengomposan
pembakaran
sanitari landfill.

suatu sisterm penangan limbah yang baik harus memperhatikan bahwa limbah tersebut tidak menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit serta tidak menjadi medium perantara menyebarluasnya suatu penyakit. Syarat lainnya adalah dalam penanganannya tidak mencemari udara, air, atau tanah serta tidak menimbulkan bau dan tidak menimbulkan kebakaran.
Pengolahan Limbah Padat
Pengolahan limbah padat meliputi pengumpulan sampai dengan pemusnahan dan pembuanganny. Pengelolaan limbah padat harus memperhatikan karakteristik dan kandungan yang terdapat di dalam limbah padat tersebut. Limbah padat yang mengandung bahan organik dapat membusuk dengan adanya aktivitas mikroorganisme pengurai. Dengan demikian, pengelolaannya menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan maupun dalam pemusnahannya.
Pembusukan limbah padat organik akan menghasilkan antara lain gas CH4(metana) dan H2S (asam sulfida) yang bersifat racun bagi manusia. Akan tetapi, bagi lingkungan limbah padat ini relatif kurang berbahaya karena dapat terurai dengan sempurna.
Limbah padat yang mengandung bahan anorganik tidak dapat membusuk. Bila memungkinkan limbah padat jenis ini sebaiknya didaur ulang. Bila tidak memungkinkan dapat dibakar agar terurai menjadi bentuk lain sehingga volumenya lebih kecil. Untuk limbah padat yang mengandung B3, diperlukan suatu cara khusus.
Pembuangan limbah padat dapat dilakukan dengan cara landfill, animal feeding, penguraian dengan mikroorganisme maupun penekanan untuk memperkecil volume. Untuk limbah padat yang tidak dapat membusuk atau mengandung B3, penggunaan incenerator (pesawat pembakar) merupakan salah satu metode yang direkomendasikan. Limbah padat yang mengandung bahan organik dan tidak mengandung B3 dapat diproses secara biologi untuk mengurangi volumenya atau dapat juga untuk memperoleh produk yang berguna seperti kompos (aerobic) maupun biogas (anaerobic). Tetapi cara ini berpotensi mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Pengolahan limbah

Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
  1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan
  2. pengolahan menurut karakteristik limbah
Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu kawasan permukiman membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini tidak dapat selalu diartikan sebagai bentuk jasa layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi yang harus disediakan sendiri oleh masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni rumah, seperti jamban misalnya. [1]
  1. Layanan air limbah domestik: pelayanan sanitasi untuk menangani limbah Air kakus. [1]
  2. Jamban yang layak harus memiliki akses air besrsih yang cukup dan tersambung ke unit penanganan air kakus yang benar. Apabila jamban pribadi tidak ada, maka masyarakat perlu memiliki akses ke jamban bersama atau MCK.[1]
  3. Layanan persampahan. Layanan ini diawali dengan pewadahan sampah dan pengumpulan sampah. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak atau truk sampah. Layanan sampah juga harus dilengkapi dengan tempat pembuangan sementara (TPS), tempat pembuangan akhir (TPA), atau fasilitas pengolahan sampah lainnya. Dibeberapa wilayah pemukiman, layanan untuk mengatasi sampah dikembangkan secara kolektif oleh masyarakat. Beberapa ada yang melakukan upaya kolektif lebih lanjut dengan memasukkan upaya pengkomposan dan pengumpulan bahan layak daur-ulang.[1]
  4. Layanan drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan menggunakan saluran drainase (selokan) yang akan menampung limpasan air tersebut dan mengalirkannya ke badan air penerima. Dimensi saluran drainase harus cukup besar agar dapat menampung limpasan air hujan dari wilayah yang dilayaninya. Saluran drainase harus memiliki kemiringan yang cukup dan terbebas dari sampah.[1]
  5. Penyediaan air bersih dalam sebuah pemukiman perlu tersedia secara berkelanjutan dalam jumlah yang cukup. Air bersih ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan makan, minum, mandi, dan kakus saja, melainkan juga untuk kebutuhan cuci dan pembersihan lingkungan.[1]

Karakteristik Limbah

  1. Berukuran mikro
  2. Dinamis
  3. Berdampak luas (penyebarannya)
  4. Berdampak jangka panjang (antar generasi)

Limbah Industri

Berdasarkan karakteristiknya limbah industri dapat dibagi menjadi empat bagian
  1. Limbah cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan organik, dan bahan buangan anorganik.
  2. Limbah padat
  3. Limbah gas dan partikel
  4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat, konsentrasinya, dan jumlahnya secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak, dan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3. Pengelolaan Limbah B3 ini bertujuan untuk mencegah, menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas lingkungan tercemar, dan meningkatan kemampuan dan fungsi kualitas lingkungan.
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila:
1. jumlahnya melebihi jumlah
normal
2. berada pada waktu yang tidak
tepat
3. berada pada tempat yang tidak
tepat

Gbr. Lingkungan Dikelilingi Polusi
Sifat polutan adalah:
1. merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat
lingkungan tidak merusak lagi

2. merusak dalam jangka waktu lama.
Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi
dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh
sampai tingkat yang merusak.

Macam-macam Pencemaran
Macam-macam pencemaran dapat dibedakan berdasarkan pada tempat terjadinya, macam bahan pencemarnya, dan tingkat pencemaran.
a. Menurut tempat terjadinya
Menurut tempat terjadinya, pencemaran
dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu pencemaran udara, air, dan tanah.
1. Pencemaran udara
Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai berikut.
a. Gas HzS. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi,
bisa juga
dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara.
b. Gas CO dan COz. Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak
berbau,
bersifat racun, merupakan hash pembakaran yang tidak
sempurna dari
bahan buangan mobil dan mesin letup. Gas COZ dalam
udara murni berjumlah 0,03%. Bila melebihi toleransi dapat meng-
ganggu pernapasan. Selain itu, gas C02 yang terlalu berlebihan di
bumi dapat mengikat panas matahari sehingga suhu bumi panas.
Pemanasan global di bumi akibat C02 disebut juga sebagai efek rumah
kaca.

c. Partikel SOZ dan NO2. Kedua partikel ini bersama dengan partikel cair
membentuk embun, membentuk awan dekat tanah yang dapat
mengganggu pernapasan. Partikel padat, misalnya bakteri, jamur,
virus, bulu, dan tepung sari juga dapat mengganggu kesehatan.

d. Batu bara yang mengandung sulfur melalui pembakaran akan meng-
hasilkan sulfur dioksida. Sulfur dioksida ber$ama dengan udara serta
oksigen dan sinar matahari dapat menghasilkan asam sulfur. Asam ini
membentuk kabut dan suatu saat akan jatuh sebagai hujan yang
disebut hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan gangguan pada
manusia, hewan, maupun tumbuhan. Misalnya gangguan pernapasan,
perubahan morfologi pada daun, batang, dan benih.
Sumber polusi udara lain dapat berasal dari radiasi bahan radioaktif, misalnya, nuklir. Setelah peledakan nuklir, materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan jatuh di bumi. materi radioaktif ini akan terakumulusi di tanah, air, hewan, tumbuhan, dan juga pada manusia. Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam taraf tertentu, dapat menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian.
Pencemaran udara dinyatakan dengan ppm (part per million) yang artinya jumlah cm3 polutan per m3 udara.
2. Pencemaran air
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut.
a. Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan
sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan
industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat
racun.

b. Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan 02 di air
berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.

c. Fosfat hasil pembusukan bersama h03 dan pupuk pertanian
terakumulasi dan menyebabkan
eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral
yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga
(Blooming
alga).
Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis
karena sinar matahari terhalang.
Salah satu bahan pencemar di laut ada lah tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme akuatik yang mati atau keracunan karenanya. (Untuk membersihkan kawasan tercemar diperlukan koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya yang mahal. Bila terlambat penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin banyak. Secara ekologis, dapat mengganggu ekosistem laut.

Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin meningkat pada organisme pemangsa yang lebih besar.

3. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini :
a. sampah-sampah pla.stik yang sukar hancur, botol, karet sintesis,
pecahan kaca, dan kaleng
b. detergen yang bersifat
non bio degradable (secara alami sulit
diuraikan)
c. zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.

4.
Polusi suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran.
b. Menurut macam bahan pencemar
Macam bahan pencemar adalah sebagai berikut.
1. Kimiawi; berupa zat radio aktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi),
pupuk anorganik, pestisida, detergen dan minyak.
2. Biologi; berupa mikroorganisme, misalnya
Escherichia coli, Entamoeba
coli,
dan Salmonella thyposa.
3. Fisik; berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.
c. Menurut tingkat pencemaran
Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada
panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada
ekosistem lain. Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang
menyebabkan mata pedih.
2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan
menyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa)
di Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi
cacat.
3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya
sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam
lingkungan. Misalnya pencemaran nuklir.
2. Parameter Pencemaran
Dengan mengetahui beberapa parameter yang ads pads daerah/kawasan penelitian akan dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah lingkungan itu sudah terkena pencemaran atau belum. Paramaterparameter yang merupakan indikator terjadinya pencemaran adalah sebagai berikut :
a. Parameter kimia
Parameter kimia meliputi C02, pH, alkalinitas, fosfor, dan logam-logam
berat.

b. Parameter biokimia
Parameter biokimia meliputi BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu
jumlah oksigen dalam air. Cars pengukurannya adalah dengan
menyimpan sampel air yang telah diketahui kandungan oksigennya
selama 5 hari. Kemudian kadar oksigennya diukur lagi. BOD digunakan
untuk mengukur banyaknya pencemar organik.

Menurut menteri kesehatan, kandungan oksigen dalam air minum atau BOD tidak boleh kurang dari 3 ppm.
c. Parameter fisik
Parameter fisik meliputi temperatur, warna, rasa, bau, kekeruhan, dan radioaktivitas.

d. Parameter biologi
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya mikroorganisme, misalnya, bakteri coli, virus, bentos, dan plankton. 
BAB III
 Alternatif Pemanfaatan Limbah
A.       Daur Ulang Sampah
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi pengguanaan bahan baku yang baru,mengurangi penggunaan energy, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.Prinsip-prinsip yang juga bias diterapkan dalam keseharian misalnya dengan menerapkan prinsip 4R, yaitu :
1.        Reduce (mengurangi) : Sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita gunakan.
2.        Reuse (memakai kembali) :Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bias dipakai kembali
3.        Recycle (mendaur ulang) : Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna lagi, bias didaur ulang
4.        Replace (mengganti) : Teliti barang yang kita pakai sehari-hari
Daur ulang adalah sesuatu yang luar bias yang bisa didapatkan dari sampah. Proses daur ulang alumunium dapat menghemat 95% energy dan mengurangi polusi udara sebanyak 95% jika dibandingkan dengan ekstrasi alumunium dari tambang hingga prosesnya di pabrik. Penghematan yang cukup besar pada ini jugaga didapat dengan mendaur ulang kertas, logam, kaca, dan plastik.
Material-material yang dapat didaur ualng dan diproses adalah :
1.           Bahan bangunan
2.           Baterai
3.           Barang elektronik
4.           Logam
5.           Bahan lainnya : Kaca, kertas, plastic
Jenis kode plastic yang umumnya beredar di antaranya :
1.           PET (Polietilena Tereftalat) umumnya terdapat pada botol minuman atau bahan konsumsi lainnya
2.           HDPE (High Density Polyethylene, Polientiena berdensitas tinggi) biasanya terdapat pada botol detergen
3.           PVC (Polivinil klorida), umumnya terdapat pada pipa
4.           LDPE (Low Density Polyethylene, polientilena berdensitas rendah), pada umumnya terdapat pada pembungkus makanan
5.           PP (poliopropilene), umumnya terdapat pada tutup botol minuman, sedotan, dan beberapa jenis mainan
6.           PS (polistirena), umumnya terdapat pada kotak makan, kotak pembungkus daging, cangkir, dan peralatan dapur lainya
Peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume sampah . Secara umum, jenis sampah dapat dibagi menjadi dua, yaitu organik (sampah basah) dan anorganik (sampah kering).
B.       Manfaat Pengelolaan Sampah
1.        Menghemat Sumber Daya Alam
2.        Menghemat energy
3.        Mengurangi pengeluaran dan menambah penghasilan
4.        Menghemat lahan pembuangan sampah
5.        Lingkungan asri (bersih, sehat, dan nyaman)
C.        Alternatif Pengelolaan Sampah
Untuk menangani permasalah sampah secara menyeluruh perludilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Salah satu cara mengelola sampah adalah mendaur ulang. Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dan materi yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lain. Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu system pengumpulan dan daur ulang sampah yang mampu merubah atau memanfaatkan 85% sampah yang terkumpul dan memperkerjakan 40.000 orang.
Daur ulang sampah menciptakan lebih banyak perkerhaan per ton sampah dibanndingkan dengan kegiatatan lai, dan dapat menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industry.
1.        Kertas Daur Ulang
Hampir semua kertas bias didaur ulang menjadi barang bentuk lain yang bernilai ekonomis, seperti barang kerajinan tangan ,seperti bingkai foto, album foto, kertas kado, kotak pensil, map, sampul buku, atau undangan.
2.        Memanfaatkan kardus bekas
Kardus-kardus dapat dimanfaatkan menjadi kardus yang menarik dan dapat dijual, seperti kardus tempat pernak-pernik, kotak pensil meja, dan tempat mainan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar